Jumat, 06 November 2009

Konspirasi Yayasan UKAW dengan Bank Bukopin

Konspirasi Yayasan UKAW dengan Bank Bukopin
Menindaklanjuti hasil kesepakatan antar Mahasiswa dan Yayasan UKAW terkait minimalisasi layanan registrasi oleh Bank Bukopin demi pelipatgandaan keuntungan, sehingga merugikan kampus dan mahasiswa UKAW, maka dalam pertemuan itu telah disepakati penambahan 2 loket baru dengan tenaga layanan Bukopin yang bertempat ruang S2 dan Fakultas Teologi.
Evaluasi yang kami lakukan menghasilkan kejangalan-kejangalan yang sama sekali tidak menunjukan bahwa pihak Yayasan sebagai pemegang otoritas mampu bersikap tegas terhadap Bank Bukopin yang telah dengan jelas-jelas menipu dan merugikan kampus dan mahasiswa UKAW. Hasil evaluasi kami justru menunjukan bahwa Bukopin menggulingkan dan memanfaatkan Yayasan untuk tetap menjaga strategi efesiensinya.
Kita dapat menyaksikan ketidakefektifan layanan telah menyebabkan banyak mahasiswa belum dilayani sampai dengan batas akhir waktu registrasi (21 Februari). Demikian pula dengan kebijakan penambahan 2 loket baru di ruang S2 dan Teologi sama sekali tidak menunjukan keberpihakan Bank Bukopin kepada kampus dan mahasiswa UKAW. Kebijakan penambahan loket untuk registrasi mahasiswa, sebagaimana pada loket S2 dan loket Teologi justru menunjukan keprihatinan. Yang kita harapkan bahwa Ketua dan Secretaris Yayasan akan bersikap tegas pada Bank Bukopin agar segera menambahkan tenaga-tenaga dan fasilitas guna melayani registrasi mahasiswa, justru berjalan terbalik. Bukannya Bank Bukopin yang diperintahkan untuk menambah tenaga dan fasilitas layanan, tetapi malah pegawai-pegawai Yayasan itu sendiri yang harus menjalankan tugas Bukopin.
Bukankah ini merupakan bentuk pemanfaatan luar biasa yang dilakukan Bank Bukopin terhadap Yayasan dan kampus UKAW? Hebatnya Bukopin yakni ditengah-tengah seluruh civitas akademika UKAW mengeluhkan dan melawan strategi efisiensinya, Bukopin justru menggulingkan kekuatan-kekuatan Yayasan untuk melayani kejahatannnya. Bukankah tugas Bukopin untuk menyediakan fasilitas dan tenaga pelayanan registrasi? Lalu mengapa Yayasan harus bersusah-susah menjalankan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab Bukopin? Perlu kita semua tau bahwa ketika Bank Bukopin telah melakukan peningkaran janji-janjinya kepada UKAW. Hal ini jelas dibuktikan dari 3 hal yang akan Bukopin lakukan bagi UKAW, jikalau UKAW menjadi nasabahnya, yakni: pertama, Bank Bukopin akan menyediakan perangkat keras dan sistim jaringan on line di UKAW yang menghubungkan Yayasan, Universitas, Fakultas dan Biro-Biro; kedua, Bank Bukopin akan memberikan bae siswa kepada mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu; ketiga, Bank Bukopin akan memberikan kemudahan peminjaman bagi karyawan dan dosen UKAW. Namun, sampai dengan detik ini, tidak ada satupun dari janji-janji ini terealisasi. Bukankah bertahun-tahun Bukopin beroperasi di sini dan telah maraup keuntungan yang tidak sedikit.
Jikalau sudah jelas bahwa bank Bukopin telah melakukan penipuan secara terang-terang kepada UKAW, mengapa sejak dulu UKAW tidak memutuskan hubungan kerjanya? Sebagaimana dalam pertemuan Lembaga Kemahasiswaan Se-UKAW pihak Rektorat (11 November 2008) telah mengakui bahwa mereka telah bersikap tegas kepada Bank Bukopin bahwa Bank Bukopin tidak memiliki manajemen layanan yang profesional dan karenanya pihak Rektoran mendesak agar Yayasan segera memutuskan hubungan kerja dengan Bank Bukopin. Senada dengan itu, Ketua Yayasan dan Sectertaris Yayasan UKAW juga mengakui bahwa pihak Rektorat telah bersikap tegas kepada Bank Bukopin bahwa ketidakberkualitasnya layanan Bukopin hanya merugikan Kampus UKAW dan karenanya Yayasan harus menutup kehadiran Bank Bukopin di UKAW.
Lalu mengapa Yayasan UKAW membiarkan nasib lembaga ini dan mahasiswa UKAW di ditipu dan terus dieksploitasi oleh Bank Bukopin? Ini pertanyaan kritis? Bukankah bisa kita katakan bahwa penipuan dan eksploitasi Bukopin mendapatkan legitimasinya melalui Yayasan UKAW? Sebab Yayasan UKAW sama sekali tidak mengubris peringatan-peringatan mahasiswa dan, Fakultas, dan Rektorat terkait pegingkaran-pegingkaran yang Bukopin lakukan kepada UKAW? Bukankah ini sama saja dengan Yayasan UKAW turut dibiarkan praktek penipuan dan eksploitasi Bukopin terhadap lembaga dan mahasiswa UKAW? Jika begini persoalannya, maka ada indikasi keterlibatan Yayasan UKAW atau keterlibatan oknum-oknum tertentu di Yayasan UKAW yang mengambil keuntungan dari praktik penipuan dan eksploitasi Bukopin. Jika tidak, mengapa kekuasaan Bukopin yang jelas-jelas kita lihat melebihi kekuasaan yayasan UKAW? Siapakah Bukopin sehingga sanggup mengendalikan otoritas Yayasan UKAW? Oleh karena itu semua ini membuktikan bahwa ada konspirasi oknum-oknum tertentu yang sedang bermain di belakang layar demi mencari keuntungan diri sendiri atau kelompok dengan harga mengorbankan mahasiswa UKAW?
Pertanyaan selanjutnya ialah apakah dengan labilnya kekuasaan Yayasan UKAW sekarang dapat dijamin bahwa lembaga ini tidak akan dijerumuskan oleh oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan diri sendiri dan atau kelompok? Apakah dengan buruknya kinerja para pengurus Yayasan UKAW yang sekarang ini mereka akan mampu membawa lembaga ini pada kemajuan yang signifikan dan kesejahteraan seluruh mahasiswa UKAW atau justru mereka akan berbuat yang sebaliknya karena bukan lembaga dan mahasiswa UKAW yang mereka cintai melainkan uang dari mahasiswa yang mereka cintai...
Patutlah kita selaku mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek dana dari penyelenggaraan pendidikan di UKAW mempertanyakan dan menuntut pertanggujawaban para pengurus Yayasan UKAW yang hanya tau menerima uang kita tanpa mau tau dengan kesengsaraan kita... mari kita bertanya lagi...bagaimana dengan kelas-kelas yang kurang bagi perkuliahan mahasiswa? Apakah gedung baru yang telah dikerjakan dari dana mahasiswa benar-benar menelan anggaran 5,5 milyar sementara tendernya tidak jelas? Dimanakah laboratorium-laboratorium yang dibutuhkan mahasiswa untuk praktikum, padahal mahasiswa terus saja membayar? Mengapa tidak ada penambahan tenaga pengajar untuk memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa? Dimana uang IKAMA mahasiswa yang bukti pembayarannya telah dengan sengaja dihilangkan dari slip registrasi?
Jelas-jelas didepan mata kita semua, para pengurus Yayasan UKAW telah menunjukan kinerja yang paling buruk, ketidakpedulian yang teramat sangat, dan sangat mungkin mereka terlibat dalam permainan-permainan demi mencari keuntungan sendiri atau kelompok....dengan harga menjadikan mahasiswa sebagai TUMBAL!!!
Bertolak dari landasan-landasan pikir di atas, maka mahasiswa UKAW menuntut:
1. Mendesak Gereja Pendiri untuk secepatnya merestrukturisasi pengurus Yayasan UKAW.
2. UKAW memutuskan hubungan kerja dengan Bank Bukopin (tutup Bukopin dari UKAW).
Apabila tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami akan memboikot loket Bukopin dan kantor Yayasan UKAW.

Tembusan:
1. Rektor UKAW
2. Pimpinan Fakultas Se-UKAW
3. Sinode GMIT
4. Sinode GKS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar