Senin, 16 November 2009

KEHANCURAN UKAW !!!! SUDAH DIAMBANG PINTU. (Seri Seruan dari Gunung)

KEHANCURAN UKAW !!!! SUDAH DIAMBANG PINTU.
(Seri Seruan dari Gunung)

REFLEKSI 20 TAHUN LEBE UKAW
4 september 1968, Universitas Kristen Artha Wacana sah lahir dari dari rahim STT (SEKOLAH TINGGI TEOLOGI) Kupang. Kehadiran UKAW ini dipicu oleh dua hal utama yakni pertama, pergumulan gereja akan pendidikan masyarakat NTT yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena faktor ekonomi (orang NTT dibawah garis kemiskinan). Kedua, mendekatkan perguruan tinggi kemasyarakat NTT agar masyarakat yang miskin dapat menyekolahkan anaknya keperguruan tinggi. Dari kedua dasar piker ini maka GKS (gereja Kristen Sumba) dan GMIT (gereja masehi injili ditimor) bersepakat untuk membangun sebuah perguruan tinggi yang pada saat ini berdiri dengan nama Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.
UKAW perlahan-lahan berkembang menjadi salah satu perguruan tinggi terbesar di NTT, dengan memiliki 6 fakultas dan 12 jurusan pada masing-masing fakultas. Dengan tenaga pendidik dan fasilitas yang hamper cukup memadai. Akan tetapi, sangat mengherankan karena sampai pada saat ini,(selama 20 tahun UKAW berdiri), UKAW tidak mampu membiayai diri sendiri dengan membuka usaha-usaha produktif yang dapat menghasilkan uang demi perkembangan UKAW kedepan. UKAW sama sekali tidak mandiri. Hal ini menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi sebagian kecil mahasiswa “dimanakah kemampuan orang-orang pintar yang berkumpul dalam lembaga ini”???. Kami malah berpikir jikalau sejak didirikannya UKAW, universitas ini membentuk sebuah media kampus untuk pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa dan dosen maka media ini sudah pasti dapat menolong Kampus untuk membiayai diri sendiri. Itu baru sebuah hal yang sangat kecil dan sederhana.

MASA-MASA SULIT
21 Mei 2008, pemerintah Indonesia dibawah rezim SBY-JK menaikan harga bahan baker minyak setinggi 28,7% dari harga sebelumnya Rp. 4.500. itu berarti harga bahan baker minyak meningkat sebanyak Rp. 1.250 menjadi Rp.6000 per liter pada saat ini. Kenaikan BBM ini membawa dampak krusial bagi masyarakat Indonesia di mana pada semua aspek kehidupan, kebutuhan urgen masyarakat meningkat pula. Bahkan membludak sampai tiga kali lipat dari harga semula. Hal ini sangat menyulitkan masyarakat terutama masyarakat miskin yang berada di NTT. Mata pencaharian orang NTT terbesar adalah di bidang pertanian lahan kering (mencapai 75% penduduk NTT). Penghasilan dari profesi sebagai petanipun cukup untuk kebutuhan makan-minum dalam sebulan, sedikit yang disevkan untuk kebutuhan pendidikan anak (Membeli buku, bolpoin, dan pakaian sekolah anak). Apalagi bagi mereka yang menyekolahkan anaknya hingga keperguruan tinggi!!, kesulitan yang mereka rasakan dalam membiayai perkuliahan anak sangat besar dan membuat mereka harus terus bekerja demi pendidikan anak mereka. Kesulitan ini sudah dirasakan sejak belum adanya kenaikan harga BBM. Bayangkan saja jika pada saat ini, semua harga barang meningkat dengan naiknya harga BBM!! Maka dapat kita temukan orang-orang miskin akan sulit untuk melanjutkan study pada saat ini; Sebagaimana syair lagu “sudah di lubang, merayap lagi; sudah miskin, melarat lagi”. Pujian ini yang dapat kita pikul sebagai symbol bahwa kita memang dalam masa-masa kehidupan yang sangat sulit.

MENUJU KEHANCURAN UKAW
17 juni 2008, rektor UKAW Ir. Gotlief Neonufa, M.T mengeluarkan surat edaran kenaikan biaya study bagi seluruh mahasiswa UKAW. Kenaikan ini dipicu oleh masalah klasik yakni kenaikan BBM. Kenaikan tersebut menyulitkan aktifitas kampus khusunya biaya opersional yang mengalami peningkatan Rp 12 Miliar dari jumlah pemasukan dasar 7 Miliar (biaya operasional mengalami devisit sebanyak Rp. 5 Miliar). Devisit anggaran tersebut mengakibatkan Gaji dosen, karyawan, para dekan bersama pembantu dekan, rector bersama pembantu rektor, yasasan dan stafnya tidak lagi sesuai dengan harga sembako, biaya pembelian kertas, tinta, transport, tidak lagi sesuai dengan kebutuhan maka Yayasan bersama Rektor dan pembantu-pembantu rektor mensiasati untuk menaikan biaya study seluruh mahasiswa tanpa terkecuali sebanyak 20–30% dari harga semula. Maka secara halus (Bagaikan Parfum Amerika), semua biaya sebanyak 5 Miliar ditanggungkan kepada mahasiswa artinya bahwa ”5 miliar untuk kesejahteraan Yayasan, Rektor, Pembantu rektor, Dekan, Pembantu dekan, Dosen, dan Karyawan/I semuanya dibayar oleh Mahasiswa”. Dengan demikian maka seluruh mahasiswa UKAW akan MAMPUS karena beban yang terlalu besar. Mahasiswa sangat diberatkan oleh biaya studi belum lagi biaya kehidupan mahasiswa sehari-hari yang mendapat perlakuan sama dengan para pejabat kampus akibat kenaikan BBM. Maka secara tidak sadar satu persatu mahasiswa yang tidak mampu membayar uang sekolah dan membiayai hidup sehari-hari akan putus kuliah alias guling tikar. Maka, ”dapat ditariik benang merah bahwa dasar pijak dari berdirinya kampus ini telah berubah menjadi kampus untuk anak-anak orang kaya alias elit, dan bukan untuk orang-orang miskin”. Sebuah pembalikan visi yang luhur.

UKAW !!!! BERBALIKLAH KEARAH YANG BENAR
Seruan ini yang patut diteriakan oleh mahasiswa kepada kampus ini, karena segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraan mahasiswa sangat tidak diperhatikan. pertama, kalender akademik perkuliahan, tidak pernah disesuaikan dengan waktu kuliah mahasiswa. Artinya bahwa dalam kalender akademik berbicara lain, faktanya berbicara lain. Tetapi hal itu tidak pernah dirubah oleh pihak universitas padahal sangat merugikan pihak mahasiswa. Kerugian tersebut adalah karena kalender akademik tersebut tidak berguna sama sekali bagi mahasiswa. Kedua, Kartu Mahasiswa, pada satu bagian terbelakang, ditempatkan jumlah registrasi persemester namun hal ini dari dulu hanya menjadi hiasan dalam kartu tersebut. Mengapa??? Karena orang yang berhak menaruh jumlah uang, dan menandatanganinya sibuk dengan urusan-urusan lain (urusan diluar kampus). Akibatnya hal sekecilpun diabaikan dan kartu mahasiswa tersebut pada beberapa instansi tidak layak untuk dipakai. Ketiga, Ruangan perkuliahan yang sangat-sangat tidak layak untuk proses belajar mengajar, terus dipertahankan sebagai bagian kemegahan dari UKAW saat menarik simpati mahasiswa baru, sedangkan pembayaran DPP (Dana Pengembangan Pendidikan) terus dilakukan dan bahkan mengalami kenaikan tiap angkatan. Sederhana saja, jika harga Rp. 1.000.000 (satu Juta rupiah) yang ditanggung mahasiswa untuk pembangunan kampus maka secara rasional dapat kita hitung bahwa satu orang saja untuk lempengan kaca nako, bisa untuk lima sampai enam kelas. Bayangkan saja jika tanggungan demikian besar dengan jumlah mahasiswa 6.000 orang tetapi, kampus tidak pernah berkembang, bahkan berubah sedikitpun. Maka pertanyaan sederhana mahasiswa adalah “dikemanakan uang-uang tersebut???”. Seruan untuk berbalik kearah yang benar yang dapat menggugah hati para pejabat kampus agar dapat melayani mahasiswa dengan baik, dan benar untuk satu tujuan “JAYALAH UKAW”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar